Sejarah Pendirian

Pancoran Tennis Club adalah wadah bagi para pecinta Tennis yang tidak hanya bertujuan bermain Tennis tapi juga wadah untuk berkumpul, berbagi, bermain dan bersenang-senang.

Meski memiliki nama Pancoran, namun komunitas ini terbuka bagi semua pecinta Tennis dari segala penjuru. Nama Pancoran Tennis Club diambil dari nama kecamatan dari lokasi home base yaitu di kecamatan Pancoran. Pancoran Tennis Club dikenal juga sebagai KTC Pancoran (Kaskus Tennis Club Pancoran).

Pancoran Tennis Club (PTC) mencoba ber-tranformasi ke arah club yang lebih profesional pada bulan November 2016. Dimulai dengan rekrutmen pengurus yang lebih definitif, penyusunan program-program dan penyediaan kelengkapan lapangan yang lebih memadai. Tentu proses ini membutuhkan waktu selayaknya ulat harus menjadi kepompong agar dapat ber-tranformasi menjadi kupu-kupu yang indah.

Begitu pula PTC, berusaha terus bertahan dan berusaha untuk terus maju ke depan menjadi lebih baik.

Sebelum Juni 2007 : Awal Mula – Kisah Sebelum Sejarah

Ini adalah masa ketika sejarah Club belum digoreskan. Semua hanya dari kisah-kisah. Meski begitu, dari sinilah semua berawal.

Dikisahkan sebuah komunitas pecinta alam yang beranggotakan karyawan-karyawan dsci0855sebuah perusahaan (PT. Siemens Indonesia), tertarik untuk berolah-raga. Dan entah kenapa, Tennis Lapangan menjadi pilihannya. Kala itu tersebut nama-nama anggotanya; Havy, Dwi Santosa, Adit, Andree, Masri, Madun, Ayu, Nanette, Dwi A dan Adyana. Kapan mulainya, sulit untuk menentukan. Namun diperkirakan belum sampai setahun.

Mereka bermain tiap Sabtu pagi di lapangan Tenis belakang kantor (Lapangan Gudang Sarinah). Dan tentative setiap rabu malam. Dari semua anggota, sebagian besar adalah pemula yang belum pernah bermain Tennis, karenanya mereka menggunakan jasa pelatih yang juga mengelola Lapangan tersebut (Pak Rosyid).

Juni 2007 – Oktober 2007 : Sebuah Titik Nol Sejarah

screenshot_1

Sabtu, 23 Juni 2007, Dwi Santosa membawa seorang pemula yang belum pernah bermain Tennis (Acan). Dan melalui catatan-catatannya, sejarah Club pun dapat ditelusuri dan titik nol sejarah Club dimulai.

Hanya dalam hitungan pekan, Dwi Santosa dan Acan membawa beberapa pemula lainnya (Fajar Apriyanto dan Nanang). Sampai saat itu, lingkup komunitas Tennis sabtu pagi di Lapangan Gudang Sarinah hanya terbatas pada karyawan dari perusahaan yang sama (PT. Siemens Indonesia).

Dan tak lama berselang, anggota-anggota lama berguguran dengan alasan yang berbeda-beda, termasuk Dwi Santosa. Hingga Oktober 2007, anggota yang masih bertahan tinggalah Acan, Fajar Apriyanto, Nanang, Havy dan Dwi Apriliyana. Sedangkan anggota yang lain menghilang dan terkadang tiba-tiba muncul hanya untuk menghilang lagi. Dan Fajar Apriyanto pun di-“paksa” menjadi Korlap (Koordinator Lapangan).

Di masa ini, motivasi bermain Tennis sepenuhnya hanyalah rekreasi. Sekedar mengisi waktu, sekedar olahraga. Bahkan, para anggota tidak peduli merk dan jenis raket yang digunakan begitu pula bola yang digunakan untuk bermain.

It’s purely : Just for Fun!

November 2007 – 2008 : Patah Tumbuh Hilang Berganti

Yang tertinggal tetap bertahan, patah tumbuh hilang berganti. Itulah pepatah yang pas menggambarkan kondisi di masa ini. Hal ini ditandai dengan hadirnya pemain baru (yang tentu saja pemula) Ochim, Fajar Setiadi dan Quinta. Dan terkadang hadir juga 551085_20130607121323pemain yang telah memiliki basic Tennis; Rahmadi.

Fajar A masih didapuk sebagai Korlap. Dan pemain yang aktif adalah: Havy, Acan, Fajar A, Nanang, Dwi A, Ochim, Fajar S, Quinta dan Rahmadi.

Ini adalah masa-masa terakhir bagi komunitas tennis kecil ini berada dalam tempurung, yang anggota-nya hanyalah karyawan PT. Siemens Indonesia. Di masa ini pun tidak berbeda dari sebelumnya. Tennis is just for fun!

2009 – Keluar dari Tempurung

Manusia diberi kemampuan untuk beradaptasi, begitu pula anggota komunitas tennis sabtu pagi yang mungil ini. Ketika anggota berguguran, member get member pun dilakukan dan komunitas kecil itu pun keluar dari tempurungnya. Anggotanya kini dari teman-teman yang tidak hanya terbatas dari lingkungan Perusahaan yang sama. Terlebih banyak anggota yang sudah berpindah Perusahaan.

Di masa ini, bergabung Didik, Gandhi dan Abdul Samad. Mereka tidak sepenuhnya pemula, namun bukan pula pemain pro sehingga slogan Tennis for fun pun masih dilanjutkan.

Di masa ini pemain yang aktif adalah; Acan, Havy, Ochim, Samad, Didik, Gandhi, Rahmadi. Sedangkan Korlap berpindah Tangan ke Acan.

2010 – Bertahan

Ini adalah masa bertahan. Pemain datang dan pergi secepat angin. Di masa ini, hadir pemain baru seperti Djati yang datang sesuka hati, Rumbi dan Tinton yang hanya one hit wonder. Sedangkan yang bertahan; Acan, Havy, Ochim dan Didik. Korlap tetap, Acan.

2011 – Melangkah tapal batas

Komunitas tennis sabtu pagi yang kecil ini pun akhirnya melangkahi tapal batas. Masih dengan member get member, namun kini jauh lebih luas. Banyak pemain-pemain baru yang tidak saling kenal sehingga komunitas tennis tak hanya menjadi ajang rekreasi tapi juga memperluas jaringan pertemanan.

Di masa ini hadir Budi, Novi, Rio P, Wilmar. Sedangkan pemain bertahan adalah; Acan, Rahmadi, Havy, Didik dan Djati. Sedangkan Korlap tetap Acan.

2012 – Melangkah Lagi

Komunitas tennis sabtu pagi melangkah Kecil dengan kehadiran Bernito dan Wandra. Dan di akhir tahun, Ochim kembali setelah sekian lama menghilang. Komposisi di masa ini adalah; Acan, Havy, Samad, Bernito, Novi, Wilmar, Budi, Wandra. Sedangkan Korlap berbagi masa antara Acan dan dilanjutkan oleh Budi.

Awalnya, komunitas kecil ini tidak memiliki nama hingga akhirnya dari obrolan-obrolan ringan, kamunitas kecil itu pun menamakan diri sebagai Klub Tenis Pancoran.

2013 – Go Public

Ketika anggota berguguran karena berbagai alasan, anggota tersisa harus memutar otak agar Klub Tenis Pancoran tetap exist dan Ochim menyarankan untuk membuat Thread di Kaskus. Dan bulan Juli 2013, Klub Tenis Pancoran resmi memiliki Thread di Kaskus dengan nama KTC Chapter Pancoran. Sejak itu, bermunculan anggota-anggota baru dengan variasi yang lebih beragam, dan masa-masa tennis for fun yang lebih ceria pun dimulai.

551085_20131120093404

551085_20131120093344

img_20160918_111948Januari 2014, diusulkan untuk membuat kaos klub dan oleh karenanya, nama definitif klub harus ditentukan begitu pula logo. Melalui diskusi yang cukup membuat nafas naik turun (karena baru saja selesai play), diputuskan nama definitif adalah Pancoran Tennis Club sedangkan KTC Pancoran adalah nama alias di Kaskus.

img_20160918_112004Untuk logo, bukanlah masalah karena secara otomatis dengan inisiatif-nya yang luar biasa, Ochim telah menyiapkan dan anggota lain tinggal menyetujuinya. Dan sejak itulah, komunitas kecil itu resmi memiliki nama Pancoran Tennis Club dan resmi memiliki Logo.

Di masa ini bermunculan nama-nama baru; Sani, Deni, Budi J, Herry, Ryan dan Ziko. Sedangkan pemain lama yang bertahan adalah; Acan, Havy, Samad, Wandra, Ochim, dan Wilmar.

Kali ini, giliran Wilmar harus mengemban tugas sebagai Korlap.

2014 – Geliat Pancoran Tennis Club

Efek Thread KTC Pancoran terus terasa, terbukti bermunculan para pemain baru yang makin beragam. Baik secara kamampuan bermain maupun pola pikir. Di masa ini, bergabung; Hakim, Fatah, Rais, Zaki, Khusni, Wildan, Bisuk dan Eddo. Anehnya, kehadiran pemain baru seakan menggantikan para pemain lama yang dengan berbagai alasan menghilang. Pemain lama yang Tetap bertahan; Acan, Budi J, Herry, Ochim, Samad, Ryan, Wilmar. Korlap digenggam oleh Wilmar hingga bulan Agustus dan dilanjutkan oleh Ochim hingga Desember.

Pada bulan Desember 2014, diusulkan untuk membuat Kaos lagi. Kali ini, yang menjadi bahan diskusi tidak lagi masalah nama ataupun logo, tapi bahan kaos. Dan tak butuh waktu yang lama, Ochim muncul dengan desainnya dan kaos pun jadi.

img20141129105454864_zps041fb635

2015 – Era Kompetisi

Masa-masa kompetisi dimulai ketika sebagian anggota Pancoran Tennis Club ikut bergabung dengan KTC lainnya pada tanding persahabatan dengan Unilever. Dan sejak saat itulah seolah kemudi sedikit bermanuver. Tujuan Pancoran Tennis Club tidak lagi sekedar “for fun” tetapi bertambah menjadi bagaimana agar lebih kompetitif.

Semua tak lain dan tak bukan digerakkan oleh anggota-anggota baru yang memiliki motivasi tinggi untuk bermain tak kenal waktu demi perbaikan kemampuan. Jika sebelumnya para pemain tidak peduli dan raket yang dipakai, senar yang digunakan, sepatu yang dikenakan juga grip yang dibalutkan, dengan hadirnya anggota-anggota baru, semua berubah.

Kesadaran akan perlengkapan dan teknik bahkan menang kalah makin meningkat.

2015 – Depnakertrans

wp_20150523_06_46_19_proPancoran Tennis Club mengalami masa sulit ketika Lapangan Gudang Sarinah tercinta (meski kondisinya mengenaskan hingga banyak calon anggota membatalkan diri join karena melihat kondisi lapangan), harus digusur dan akan dihancurkan. Dan untuk beberapa pekan, Pancoran Tennis Club tidak memiliki Home Base.

Proses pencarian lapangan baru pun dimulai.

Berawal dari informasi Eddo dan kemudian dilanjutkan dengan survei lapangan oleh Acan dan Zaki, beberapa kandidat lapangan pun ditentukan seperti Lapangan Auri, Lapangan Garuda dan Lapangan Depnakertrans.

Pencarian Lapangan baru penuh dengan drama..

Dimulai dengan perhitungan yang cermat (karena keterbatasan dana), lapangan yang paling visible baik dari sisi titik lokasi maupun dari sisi biaya adalah Lapangan Depnakertrans.

Sayangnya, sesuai informasi di lokasi, jadwal Sabtu Pagi telah penuh. Tapi beda informasi di lapangan, berbeda pula informasi dari pengurusnya. Berdasarkan catatan pengurus, Lapangan Depnakertrans Sabtu Pagi masih kosong!

Maka keputusan super cepat pun harus segera diambil demi mengamankannya dan saat itu juga, Eddo, Acan, Zaki dan Wildan langsung mengumpulkan dana untuk booking selama 1 bulan. Dan pada bulan April 2015, Pancoran Tennis Club pun akhirnya resmi memiliki Home Base baru di Lapangan Depnakertrans Lapangan B.

Drama masih berlanjut karena di lokasi tersebut, sedikit ada friksi dengan penyewa lapangan sebelah (lapangan A). Ternyata, mereka selama ini memanfaatkan lapangan tersebut tanpa sepengetahuan pengurus. Namun, anggota Pancoran Tennis Club terus maju pantang mundur tebal muka, show must go on. Dan lambat laun, hubungan dengan lapangan sebelah pun cair.

Pancoran Tennis Club tetap menggunakan jasa pelatih yang sama, Pak Rosyid. Sedangkan jam jadwal latihan bertambah dari jam 7 pagi sampai jam 11 siang.

Di masa ini, bermunculan nama-nama baru seperti; Fian, Dyo, Kiki, Juandi, Kisti, Pris, Didik, Rifa, Andi, Rijal, Marini, Urif, Dzikri, Nurdin dan Faqih. Selain itu, muncul muka lama; Ochim. Selain itu, pemain-pemain lama yang bertahan adalah; Acan, Havy, Herry, Deni, Hakim, Eddo, Bisuk, Wildan, Zaki, Khusni, Wandra dan Rais.

Sedangkan korlap diambil alih Herry yang dibantu bendahara Acan.

Dan di masa ini juga, Pancoran Tennis Club sering melakukan tanding persahabatan (Sparring). Mulai dari Pensiunan Sarinah, Klub Tennis UI, Klub Tennis Puri Mansion, Klub Tennis Tebet dan Adhi Karya.

561493_20160307023040

2016 – Mekar dan Mewangi

Di masa ini, Pancoran Tennis Club makin ramai dengan hadirnya begitu banyak wajah-wajah baru seperti; Jiat, Bagus, Aji, Hari, Guntoro, Romi, Lilik, Yoga, Arden, Rio, Dian, Panji, Adi, Zayyin, Ilham, Fahmi, Ali.

Dan di masa ini juga terjadi banyak perubahan:

Pindah Jadwal

Berdasarkan masukan dari mayoritas anggota, jadwal latihan Pancoran Tennis Club berubah. Sejak Mei 2016, Latihan rutin Pancoran Tennis Club resmi berubah menjadi pukul 15.00 sampai 18.00.

Meski pindah jadwal, tanding persahabatan terus berjalan. Seperti tanding persahabatan dengan KTC Depok dan KTC Rawamangun.

Ganti Pelatih

Bulan Agustus 2016, sebuah keputusan berat diambil. Berdasarkan masukan dari anggota, Pancoran Tennis Club harus memutuskan kontrak pelatih (Pak Rosyid) yang sekian lama mendampingi. Dan dengan proses pencarian yang cukup lama, akhirnya pelatih baru terpilih adalah Fahmi Seff.

2017 – Kini..

1564732_201601191250320425

Kepengurusan baru dibentuk dan program-program baru disusun. Dan Pancoran Tennis Club masih bertahan..

Salam Tennis, Let’s Play and Fun!

Pancoran Tennis Club – Jakarta